Anak yang sehat dan aktif tentu
menjadi dambaan setiap orangtua. Namun ada kalanya, anak aktif justru membuat
orangtua kewalahan. Berlarian ke sana ke mari, tidak bisa diam, selalu bikin
berantakan rumah. Situasi ini tak jarang membuat orangtua kesal. Bahkan ada
orangtua yang mengira keaktifan si kecil merupakan tanda-tanda anak hiperaktif.
Menurut
para pakar tumbuh kembang anak, usia bawah lima tahun (Balita) merupakan masa
di mana anak mengalami pertumbuhan pesat dalam hal kemampuan motorik.
Akibatnya, anak jadi susah diam, senang bergerak dan bereksplorasi. Anak dengan
kecerdasan gerak tubuh (kinestetik) yang baik, aktivitas motorik kasar dan
motorik halusnya tampak menonjol. Anak akan lihai melakukan berbagai aktivitas,
seperti melompat, berlari dan sebagainya. Begitu pun motorik halusnya. Mereka
mampu dengan terampil mengancingkan baju atau menalikan sepatunya.
Kondisi ini
berbeda dengan anak hiperaktif. Menurut para ahli, hiperaktif merupakan
ketidakmampuan anak untuk berdiam dalam waktu lama, terutama saat mengerjakan
tugas yang harus diselesaikan dengan duduk. Anak hiperaktif juga mudah gelisah,
berkeliaran di dalam sebuah ruang, suka berjalan atau berlari tanpa tujuan yang
jelas, berbicara berlebihan. Perhatiannya mudah bergeser dari satu hal ke hal lain.
Mereka umumnya juga kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan, destruktif,
cenderung membahayakan dirinya maupun orang lain.
Pada anak
hiperaktif, saat diminta melakukan suatu hal, tidak bisa selesai tuntas karena
konsentrasinya mudah terpecah. Normalnya, rentang konsentrasi anak usia
prasekolah minimal 10 menit. Sementara pada anak hiperaktif, daya
konsentrasinya kurang dari 5 menit. Jika diberi suatu kegiatan dia mudah
berpindah pada kegiatan lain. Contoh, ketika bermain balok susun, anak tak akan
tahan duduk lama. Baru sebentar, ia sudah berpindah lagi pada aktivitas lain
sehingga balok susunnya tidak berbentuk apa pun.
Sementara
anak dengan kecerdasan gerak tubuh yang baik, gerakan tubuhnya terarah dan
memiliki tujuan. Seperti telah disebut di atas, ia pandai menirukan suatu
gerakan. Anak juga bisa diarahkan dan mampu mengikuti aturan. Jika diminta
duduk diam, anak akan melakukannya. Saat diberikan permainan balok susun, anak
akan mengerjakannya dengan berkonsentrasi dan menuntaskannya. Jadi, orangtua
perlu benar-benar mengamati aktivitas anak, agar tak salah mengklaim anak yang
aktif sebagai anak hiperaktif.
Nutrisi tambahan yang diformulasi khusus untuk Ibu hamil dan Ibu menyusui. Sudah mendapatkan banyak testimoni baik karena sangat terbukti membantu meningkatkan produksi ASI dan menjadi Booster ASI alami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar